Chapter 50
Chapter 50
Bab 50
“Uhh...” pria berbaju hitam terdiam.
“Sungguh merepotkan.” Carles mencari tongkat kayu lagi.
Pria berbaju hitam itu sudah tidak bisa bersabar lagi, dia membuka kotoran dengan tangannya dan tidak menemukan apapun di dalamnya, kecuali beberapa kulit biji melon yang tidak tercerna,
Wajah pria berbaju hitam itu dipenuhi oleh kemarahan, dia menatap Carles dengan tatapan pembunuh dan berkata: “Apakah kamu sedang mempermaikanku?”
“Eitt, nampaknya hari ini Roxy tidak mengeluarkannya.” Carles menghela napas sambil memegang dagunya yang tembem, “Kamu besok datang lagi saja, besok aku akan membawa kotoran Roxy lagi. Jangan lupa bawa sumpit, dibandingkan tongkat kayu itu lebih berguna!”
eor
Pria berbaju hitam itu mengedutkan seluruh wajahnya, seperti seseorang yang terkena penyakit Trigeminal Neuralgia, dan dia mengepal kedua tangannya.
Jika bukan karena bocah di depannya baru berusia tiga tahun, dia pasti sudah membunuhnya!!!
“Kenapa?” Carles menatapnya dengan tampang polos, melambaikan tangannya di depan matanya dan berkata, “Apakah kamu keracunan kotoran?”
Pria berbaju hitam menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk mengontrol aura pembunuhnya, dan mencoba berkata dengan ramah: “Iblis kecil, di mana bunung beo itu? Bawa aku untuk menemuinya.”
“Tentu saja di rumahku…..” sahut Carles, setelah berbicara, dia kembali menatap pria berbaju hitam itu, “Bukan, kamu bukan orang yang waktu itu.”
Tatapan mata pria berbaju hitam itu terlihat sangat galak, seperti seorang penjahat.
Tapi dia terlihat sangat mirip dengan orang waktu itu, cara berpakaiannya pun sama persis. Begitu datang dia langsung mengungkit insiden waktu itu, dan dapat menceritakannya secara detail. Jadi Carles keliru dan mengira pria berbaju hitam itu adalah pria yang waktu itu.
ecara
“Black Panther telah ditangkap, aku adalah saudaranya Black Tiger.” Pria berbaju hitam segera menggendong Carles dan membawanya pergi melalui pintu belakang. “Jangan takut, asalkan kamu mengembalikan kepingan itu kepadaku, aku tidak akan melukaimu.”
“Lepaskan aku.” Carles menendang-nendang kakinya dengan sekuat tenaga, “Aku tidak bisa membawamu pulang....”
“Bocah tengik, diamlah…
Black Tiger mulai kehilangan kesabarannya, dia melihat mobil keluarga Daniel, rupanya mereka sudah mencari sampai ke sini.
Kepingan itu harus ditemukan sebelum mereka menemukannya, kalau tidak, kalian harus menerima akibatnya! This is property © of NôvelDrama.Org.
Black Tiger menggendong Carles lari menuju pintu belakang.
“Carles.….”
Tiba-tiba terdengar teriakan dengan suara lembut, Carla melihat Carles dibawa oleh pria berbaju hitam itu, dan mengejarnya.
“Carla cepat pergi, cepat pergi.” Carles melambaikan tangan menyuruh Carla untuk tidak mengikutinya.
“Orang jahat, kamu mau membawa kakakku ke mana? Aku akan lapor ke Bu Guru.....”
Carla membuka kedua kaki dan melebarkan kedua tangannya, menghalangi jalan mereka dengan tatapan garang.
“Merepotkan sekali.”
Agar tidak ketahuan, Black Tiger berbalik dan menculik Carla bersama-sama.
Masing-masing tangan menggendong satu anak, seperti sedang menjepit anak ayam.
“Lepaskan aku, lepaskan aku——” Mereka berdua tidak henti-hentinya menendang dan berteriak
Supaya tidak ketahuan, Black Tiger menutup mulut keduanya dengan lakban, membawa mereka melompati tembok dan memasukkannya ke dalam mobil.
Setelah mengunci mobil, Black Tiger membuka lakban dari mulut Carles dan mengancam: “Asalkan kamu menurut dan membawaku ke burung beo itu, aku akan melepaskan kalian berdua. Jika tidak, aku akan melempar adikmu ke laut agar di makan hiu.”
“Kamu……” Carles menggertakkan giginya dengan marah, melihat Carla menangis, dia hanya bisa menganggukkan kepala, “Oke, aku akan membawamu menemui Roxy,”
Grup Sky Well, departemen keamanan.
Tracy dan David kembali dari patroli, dan ponselnya akhirnya aktif kembali.
Tracy membuka ponselnya dan melihat ada banyak panggilan tidak terjawab, dan semuanya dari TK tempat anak-anaknya sekolah, dia terkejut dan buru-buru menelepon kembali.
“Halo!”
“Halo? Saya ibu dari Carlos, Carles dan Clara, kalian meneleponku banyak sekali, apa yang terjadi?”
“Ibu, jadi begini....”
“Gawat, gawat.”
Sebelum Ibu kepala sekolah Desy selesai berbicara, Ibu guru Brenda bergegas masuk dan berkata, “Carles dan Clara diculik.”